Menyusuri shopping street di Oostende... makan wafel yg enak itu... dan jalan-jalan ke hutan kota deket stasion Oostende. Saya baru kenal dengan sesorang sebut saja namanya Teh Rima, sewaktu ada acara di rumah Wati di Gent minggu lalu. Menangis tersedu-sedu saya dengar pergumulan hidupnya membesarkan ketiga anak-anaknya. Dan semuanya mental disorder. Ya ampun, pasti sangat berat dan saya dikuatkan setelah mendengar kesaksiannya. Ternyata dia begitu "tahan banting". Jamah keluarganya selalu ya, Tuhan...
Tadinya saya sangat ingin tali pertemanan saya dengan Teh Rima itu tetap baik dan tidak terganggu dengan masalah lain yang tidak seharusnya masuk ke dalam arti pertemanan itu sendiri... Biarlah Tuhan Jesus saja yang menjaganya, supaya tetap murni. Semoga saya tetep mau menerima teguran juga kalo dia menegur saya. Amin!
Itu dulu sebelom saya menawarkan diri setelah dengar dia mau dioperasi dan saya diajak ke rumahnya karena dia bercerita tentang keadaan dapurnya yang katanya untuk menyalakan kompor gasnya sungguh tidak aman... Banyak tikus masuk ke dapurnya lewat pintu belakangnya dan dari deket kompornya. Bisa dibayangkan dengan kondisi tiga anak yang disorder, Teh Rima harus melakukan semua kerjaan rumahnya sendiri, ditambah suaminya yang sering dinas ke luar Belgia, rasa kasian saya muncul dan ingin membantunya supaya Teh Rima bisa punya dapur yang nyaman dan aman. Itulah alasan saya kenapa saya mau menolongnya.
Dan saya benar-benar sungguh bodoh dan sudah terlanjur salah, karena terlalu menomorsatukan rasa sosial saya. Padahal saya baru kenal sama dia. Saya tidak pernah menganggap membantu dia adalah bisnis. Tapi Teh Rima malah menganggap saya dan suami seperti kuli bangunan yang miskin. Seenaknya aja memperlakukan kami. Manusia paling culas yang pernah masuk dalam kehidupan saya 😭😭😢
Tadinya saya sangat ingin tali pertemanan saya dengan Teh Rima itu tetap baik dan tidak terganggu dengan masalah lain yang tidak seharusnya masuk ke dalam arti pertemanan itu sendiri... Biarlah Tuhan Jesus saja yang menjaganya, supaya tetap murni. Semoga saya tetep mau menerima teguran juga kalo dia menegur saya. Amin!
Itu dulu sebelom saya menawarkan diri setelah dengar dia mau dioperasi dan saya diajak ke rumahnya karena dia bercerita tentang keadaan dapurnya yang katanya untuk menyalakan kompor gasnya sungguh tidak aman... Banyak tikus masuk ke dapurnya lewat pintu belakangnya dan dari deket kompornya. Bisa dibayangkan dengan kondisi tiga anak yang disorder, Teh Rima harus melakukan semua kerjaan rumahnya sendiri, ditambah suaminya yang sering dinas ke luar Belgia, rasa kasian saya muncul dan ingin membantunya supaya Teh Rima bisa punya dapur yang nyaman dan aman. Itulah alasan saya kenapa saya mau menolongnya.
Dan saya benar-benar sungguh bodoh dan sudah terlanjur salah, karena terlalu menomorsatukan rasa sosial saya. Padahal saya baru kenal sama dia. Saya tidak pernah menganggap membantu dia adalah bisnis. Tapi Teh Rima malah menganggap saya dan suami seperti kuli bangunan yang miskin. Seenaknya aja memperlakukan kami. Manusia paling culas yang pernah masuk dalam kehidupan saya 😭😭😢
No comments:
Post a Comment