Saya shock membaca berita hilangnya pesawat sukhoi di media online. Karena ada Bang Onye menjadi salah satu penumpangnya. Katanya, pesawatnya menghilang di kawasan Gunung Salak... saya sendiri sudah feeling kalo Bang Onye pasti sudah meninggal, tanpa menyangkal mujizat Tuhan mungkin terjadi dan semua penumpang pesawat itu selamat.
Menangis saya tersedu-sedu, betapa banyak kenangan bersama Bang Onye. Walau udah tau pasti meninggal, tetap saja sewaktu membaca berita di media online yang menyatakan bahwa pesawat Sukhoi ditemukan berserakan berkeping-keping di sekitar kawah... rasa sedih itu makin menyelimuti hati. Saya menangis dan menangis, membayangkan Kak Indri dan dua anaknya itu. Semoga Tuhan memberikan yang terbaik buat mereka di masa depan.
Seorang Korban Sukhoi Tetap Loyal di PT DI
"Begitu cintanya di PT Dirgantara Indonesia, saat temannya pergi, Kornel tetap bertahan"
VIVAnews - Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan Direktorat Aerostructure PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Kornel M Sihombing, menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100 (SSJ-100) di Gunung Salak, Jawa Barat, 9 Mei 2012. Ia dikenal sangat mencintai dunia penerbangan, sekaligus cinta dengan perusahaan tempat dia berkarya.
Tim SAR hingga Kamis malam masih berjuang mencari keberadaan Kornel dan sesama penumpang beserta para awak SSJ-100. Kendati lokasi jatuhnya pesawat sudah ditemukan, evakuasi masih belum bisa terlaksana karena beratnya kondisi medan dan cuaca, sehingga misi baru kembali berlanjut Jumat esok.
Kendati sudah terlihat sangat lelah bercampur gelisah, para kerabat Kornel dan penumpang lain yang menunggu seharian atas kepastian kabar di Posko Halim Perdana Kusumah Jakarta tetap mengharapkan yang terbaik bagi kondisi mereka.
Kornel merupakan alumni jurusan mesin ITB angkatan 1983. Kornel yang akrab disapa Onyek ini mulai bekerja di PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sejak 1992 lalu hingga saat ini dirinya menjabat sebagai Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan Direktorat Aerostructure PT DI.
"Beliau begitu cintanya dengan PTDI, saat teman-temannya pergi meninggalkan PTDI, Kornel tetap bertahan," ucap kakak Kornel, Chandra Sihombing di Jakarta, Kamis 10 Mei 2012.
Kornel yang merupakan lulusan Delft University of Technology, Belanda, sejak kecil dikenal sebagai orang yang pintar, supel, pandai bergaul dan humoris. "Kornel sosok yang spesial di keluarga," kata Chandra.
Kornel merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Begitu mengetahui Kornel terdaftar sebagai penumpang Sukhoi naas, keluarga besarnya pun langsung mencoba mencari informasi. Satu per satu, kakak dan adik Kornel berdatangan ke Jakarta.
"Ada yang datang dari Papua, besok yang dari Pontianak, kakak tertua datang," papar kakak ketiga Kornel ini.
Walaupun begitu, istri Kornel, Indri, masih bertahan di Bandung karena shock berat. Kornel mempunyai dua anak yang masih duduk di Sekolah Dasar, yaitu Korin dan Luhut. Ia meminta keluarga besarnya di Jakarta untuk mencari tahu informasi terkini mengenai Kornel.
Ia sendiri masih ingat janji Kornel untuk mengajari dirinya bermain golf. Beberapa waktu sebelum musibah naas terjadi, Kornel sempat mengajak dirinya untuk main golf dan Ia mengaku tidak bisa bermain golf shingga Kornel menawarkan untuk mengajari dirinya belajar.
"Ajakan itu melalui telepon, saya katakan ke Kornel akan belajar main golf saat Ia dan keluarga main ke Bandung," katanya.
Sedangkan kontak terakhir Ia dan Kornel melalui Blackberry Messenger (BBM) pada Senin lalu atau dua hari sebelum pesawat Sukhoi hilang kontak. Kornel menanyakan jam three in one yang berlaku di Jakarta sore hari. "Saya jawab pukul 17.00-19.00 WIB. Dia nanya begitu karena ada rapat di Jakarta," katanya.
PTDI sendiri tengah menjajaki kerjasama dengan Sukhoi Civil Aircraft. Kerjasama ini antara lain pembuatan sejumlah komponen Superjet yang kemudian dipasok ke Sukhoi. (ren)